wELcomE tO mY bLOg

TERIMAKASIH YESUS KRISTUS ATAS ANUGERAHMU SENANTIASA

Kamis, Januari 31, 2008

Bertekun Tapi Tak Tahu Apa-Apa

Tulisan Paulus tentang orang Yahudi yang tak percaya pada zamannya bisa juga diterapkan terhadap orang Kristen masa kini,"Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengetahuan yang benar ( Roma 10:2 )." Banyak yang memiliki ketekunan tanpa pengetahuan, semangat tanpa penerangan. Dalam istilah modern, mereka tekun tapi tak tahu apa-apa.
Kita bersyukur kepada Tuhan untuk adanya ketekunan. Namun ketekunan tanpa pengetahuan sama buruknya dengan pengetahuan tanpa ketekunan!!! Tujuan Allah adalah keduanya, yaitu ketekunan diarahkan oleh pengetahuan, pengetahuan dikobarkan oleh ketekunan."Komitmen tanpa refleksi adalah fanatisme tanpa tindakan. Tapi refleksi tanpa komitmen melumpuhkan segala tindakan.
Semangat anti-intelektualisme cukup menonjol saat ini. Dunia modern melahirkan pragmatisme yang pertanyaan pertamanya mengenai segala sesuatu bukan "Benarkah itu ?" tapi "Bergunakah itu ?" Orang-orang muda cenderung menjadi aktivis, menjadi pendukung sesuatu, walaupun tanpa selalu mempertanyakan apakah tujuan mereka merupakan akhir dari tindakan, atau tindakan mereka adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan. Semangat yang sama juga secara bertahap menghantui gereja Kristen. Gereja memandang teologi dengan cita rasa yang salah dan dengan ketidakpercayaan. Berikut ini beberapa contohnya :
1.) Orang Katolik tampaknya memberi penekanan yang kuat pada segi ritual dan penampilan. Upacara ritual memang tidak perlu dikesampingkan bila jelas mencerminkan kebenaran Alkitab. Bahaya ritual adalah kecenderungannya dengan mudah menjadi ritualisme, yaitu menjadikan upacara menjadi ritual menjadi tujuan akhir, akibatnya ibadah yang benar diganti dengan upacara tanpa makna.
2. ) Kristen radikal disisi lain mengkonsentrasikan energinya pada aksi politik dan sosial. Kegiatan gerakan ini tidak lagi pada kekristenan itu sendiri, atau dengan rencana penyatuan gereja, atau dengan pertanyaan tentang iman dan ketertiban. Tapi dengan memberi makan yang lapar, memberi rumah bagi tunawisma menentang rasialisme, mencari keadilan bagi yang tertindas, mempromosikan program bantuan untuk negara-negara sedang berkembang dan mendukung gerakan revolusi di berbagai negara.
Walaupun kekerasan dan keterlibatan sosial politik orang Kristen merupakan masalah yang kontroversial, tapi pada dasarnya perjuangan untuk memperoleh kesejahteraan, harga diri, dan kebebasan bagi seluruh umat manusia termasuk pergumulan orang Kristen. Tapi sejarah menunjukkan bahwa gerakan-gerakan seperti ini mengakibatkan energi untuk mengusahakan kesatuan doktrin menjadi berkurang. Kegiatan kekristenan seperti ini telah mengabaikan tugas perumusan teologis, tugasnya yang sebenarnya tak terhindarkan bila ingin gereja diperbaharui, dibangun kembali, atau dipersatukan.
3.) Bagi kaum Pantekosta, di mana banyak di antara mereka membuat pengalaman menjadi kriteria utama dari kebenaran. Dengan mengesampingkan pertanyaan mengenai kebsahan dari apa yamg mereka yang cari dan akui, salah satu masalah yang paling serius dari neo-Pantekostalisme ( Karismatik Ekstrim ) adalah mereka anti intelektualisme. Salah satu pemimpin gerakan Karismatik Katolik pernah mengatakan, pada akhirnya yang penting 'bukan doktrin tapi pengalaman'. ini sama dengan menempatkan pengalaman subjektif di atas kebenaran Allah.Yang lain mengatakan, mereka percaya bahwa Allah sengaja memberi manusia pernyataan-pernyataan yang tidak masuk akal untuk membuat para cendekiawan yang sombong menjadi rendah hati. Memang Allah menentang kesombongan manusia, tapi Ia tidak mengabaikan akal budi yang dibuat-Nya sendiri.
Tulisan di atas tidak mengacu pada kekristenan yang kering dan tanpa humor, tapi pada ketaatan yang dikobarkan oleh kebenaran, adanya keseimbangan yang alkitabiah dan terhindar dari ekstrim-ekstrim fanatik. Koreksi terhadap pendapat yang melebih-lebihkan akal bukan bertujuan untuk mengeyampingkan dan mengabaikannya, tapi menempatkannya di tempat yang ditentukan Allah, menunaikan peran yang sudah dipilih Allah. ( John Stott,Bepikir dan Beriman )
Tuhan Yesus memberkati!!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Pengetahuan itu hanya membuat orang semakin sombong. Biarlah Tuhan sendirilah yang membukanya semua untuk kita. Yang penting bertekun dulu!!