PKL :"Nasib, Oh Nasib"

Bunga bunga kehidupan
Tumbuh subur di trotoar
Mekar liar di mana-mana
Langkah2 garang datang
Hancurkan wanginya kembang
Engkau diam tak berdaya

Cuplikan syair di atas adalah bagian dari lagu ciptaan Iwan Fals yang berjudul Bunga Trotoar dalam album Swami 1 thn 1989.
Mungkin kita sudah lupa tapi keprihatinan yg dipotret lagu ini selalu berulang dan mungkin selalu abadi di bumi nusantara ini.
Itulah yg terjadi pada Kamis ( 14/2 ) di Surabaya. Pembongkaran kawasan PKL di kawasan Gembong, Kapasari, dan jln Kalianyar seolah menjadi rekonstruksi lagu di atas.
Sekitar 1500 aparat gabungan ditambah 10 anjing pelacak seolah memberikan gonggongan mimpi buruk bagi siapa saja yang berniat melawan pada hari itu.Fakta tidak terbantahkan manakala kisah penggusuran itu menjadi tragedi memilukan bagi pedagang. Pembongkaran bangunan milik pedagang merupakan kehilangan besar. Bagaimana tidak , menjadi PKL adalah satu satunya sumber rezeki untuk menghidupi keluarga mereka.
Jika ditelisik lebih jauh, muara dari persoalan PKL adalah kesalahan perencanaan tata wilayah.Pembangunan dikelola dengan mengembangkan pusat2 pertumbuhan di kota besar, sehigga daerah2 sekitarnya semakin tertinggal. Sehingga lumrah jika orang2 dari daerah datang ke kota sebagai bentuk cara mempertahankan hidup.
Persoalan PKL harus segera di cari solusinya, tidak hanya beragumen di media yang pelaksanaannya sendiri nooooool BESAR.... Jika tidak, PKL hanya akan selalu menjadi golongan yang kalah, seperti lagu Iwan Fals di atas.